Membangun peta 3D merupakan hal yang bukan relatif baru lagi, tetapi implementasi di ArcGIS dahulu dirasakan masih kurang. disini akan diuraikan sedikit mengenai persiapan kita untuk mempersiapkan data 2D yang berkualitas dan mempersiapkannnya untuk membangun peta 3D yang baik.
Okeh, lanjut yah, ada beberapa hal untuk mempersiapkan data 2D yang nantinya akan siap diolah dan diwujudkan ke dalam peta 3D
1. Memilih proyeksi yang sesuai
Proyeksi disini adalah bagaimana sebuah obyek yang notabene merupakan kenampakan 3d dapat dijabarkan dalam 2d dengan tetap memberikan kesan kedalaman. dalam uraian ini akan diuraikan mengenai proyeksi yang umum digunakan dan yang mempunyai fungsionalitas yang ideal untuk digunakan sebagai proyeksi dalam pemetaan 3D
Manusia memandang lingkungannya dengan pandangan perspektif, artinya fitur di bagian depan (yang dekat dengan mata kita) mempunyai kenampakan yang lebih menonjol dari pada fitur yang jauh dari kita. yang juga merupakan kenampakan sama yang kita lihat pada globe.
pada beberapa jenis peta 3D terdapat jenis proyeksi lain yang digunakan, yaitu aksonometrik. yaitu proyeksi yang “mengukur disetiap sudut” yaitu proyeksi yang mengijinkan kita untuk mengaplikasikan ukuran skalatis baik pada bagian depan atau di belakang.Proyeksi aksonometrik adalah tipe proyeksi yang pararel atau orthografis yang mana obyek yang dilihat dirotasikan pada salah satu sumbunya relatif dari dasar proyeksinya. perbedaannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
proyeksi isometrik ayng dicontohkan di atas merupakan salah satu jenis dari proyeksi aksonometrik yang mana 3 sumbu tambak sama dilihat dari depan. serdangkan untuk tipe perpektif, ketiga sumbu tampak berbeda-beda ukurannya.
untuk pemetaan 3D, proyeksi isometrik memberikan kita jalan terbaik untuk merender landscape skala besar, karena itu memberikan kita bidang gambar dengan skala yang homogen dan tingkat kedetilan, visibility, dan kebenaran selalu konsisten.
2. mendapatkan jejak data 2D bangunan
Langkah awal untuk membangun data 3D adalah dengan mengumpulkan data 2D, sebagai contoh jika kita ingin membangun peta 3D suatu landscape kota/urban maka langkah awal adalah dengan mengumpulkan data bangunan di area tersebut sedetil-detilnya. biasanya data didapatkan dari gambaran CAD desain bangunan, data penggunaan lahan atau survey lapangan, atau dengan melakukan digitasi dari citra satelit resolusi tinggi.
Dari hasil pengumpulan data akan didapatkan data vektor yang nantinya akan siap di bangun menjadi peta 3 dimensi, berikut contoh area blok data dua dimensi hasil dari ekstraksi beberapa sumber data :
3. Menambahkan data ketinggian pada atribut data 2D
Untuk mendapatkan data ketinggian bangunan atau obyek berketinggian lainnya, kita bisa menggunakan berbagai macam cara, bisa dengan menurunkan dari data LIDAR, yang dari pengalaman penulis, relatif sulit :cd tetapi cara yang paling sederhana khususnya untuk area yang sempit, adalah dengan melakukan perhitungan berulang, misalnya mengukur tinggi satuan bata kemudian menghitung pengulangannya pada sebuah bangunan.
setelah data sudah di dapatkan langkah selanjutnya adalah memasukkan data ketinggian pada atribut data 2D seperti pada gambar di atas.
4. Melakukan Survey lapangan
harus diingat bahwa tidak hanya bangunan yang oenting dalam model 3D kita. terdapat berbagai macam pertimbangan dari kondisi lapangan sebenarnya yang akan membantu kita dalam penggambaran 3D agar hasilnya dapat mendekati kondisi kenyataan. Melakukan survey mempunyai tujuan tersebut walaupun tidak fundamental dalam membuat peta 3D. dengan pengenalan pada area yang bersangkutan akan memungkinkan kita untuk menghindari error yang mungkin terjadiDengan melakukan survey lapangan, kita bisa mendeteksi kesalahan pada data kita mendeteksi fitur-fitur yang memungkinkan untuk menambah kualitas peta kita.
Penggunaan platform mobile GIS merupakan salah satu cara untuk menyederhanakan survey lapangan, dengan langsung menginputkan hasil temuan ke dalam database spasial 2D kita, dan penting juga untuk mendapatkan gambar/foto sebagai referensi. karena semakin detail obyek yang nampak, maka akan semakin realitstik peta 3D kita. Sebagaimana pada semua dataset, selalu pastikan keakuratan data atribut. semakin detail atribut, akan semakin fleksibel kita mendesain simbolnya nanti.
cheers, :beer:
:cendolbig
sumber : http://blogs.esri.com/