Sifat reflektansi daun, yang dikendalikan oleh sifat pigmen, air, dan karbon, memainkan peran penting dalam reflektansi di kanopi. Selain itu, jumlah dedaunan dan arsitektur tajuk juga sangat penting dalam menentukan sifat hamburan dan daya serap tajuk vegetasi. Ekosistem yang berbeda, baik itu hutan, padang rumput, atau lahan pertanian, memiliki sifat reflektansi yang berbeda, meskipun sifat individu daun biasanya sangat mirip. Vegetasi dengan sebagian besar dedaunan vertikal, seperti rumput, memantulkan cahaya secara berbeda dari dedaunan dengan dedaunan yang lebih berorientasi horizontal, sering terlihat pada pepohonan dan tumbuhan hutan tropis. Variasi pemantulan yang disebabkan oleh struktur tajuk yang berbeda, seperti pemantulan daun individu, sangat bervariasi sesuai dengan panjang gelombang.
Ada berbagai sifat vegetasi yang menarik bagi para ilmuwan terkait kanopi, dan banyak di antaranya memiliki efek langsung pada sifat pemantulan kanopi. Dua yang paling signifikan adalah indeks luas daun (LAI) dan distribusi sudut daun (LAD). LAI adalah luas daun hijau per satuan luas tanah, yang mewakili jumlah total vegetasi hijau yang ada di kanopi. LAI adalah properti penting dari vegetasi, dan memiliki efek terkuat pada reflektansi kanopi secara keseluruhan. LAD menjelaskan keragaman arah secara keseluruhan di mana daun diorientasikan, tetapi seringkali disederhanakan dengan menentukan sudut daun rata-rata (mean leaf angle / MLA) dan membuat asumsi tentang distribusi aktualnya. MLA adalah rata-rata selisih sudut tiap daun pada tajuk dan arah horizontalnya.
Gambar berikut menunjukkan efek LAI dan LAD pada pantulan radiasi oleh tajuk vegetasi. Dalam plot ini, MLA adalah parameter yang merepresentasikan LAD.
Sementara vegetasi banyak memantulkan cahaya di bagian spektrum inframerah dekat, kanopi banyak menyerap foton dalam rentang frekuensi tampak dan SWIR-2. Hal ini menghasilkan penetrasi foton yang jauh lebih dangkal ke dalam kanopi pada panjang gelombang ini. Dengan demikian, VI menggunakan data spektral tampak dan SWIR-2 sangat sensitif terhadap kondisi kanopi atas. Sebaliknya, foton tersebar dalam kisaran inframerah-dekat dan SWIR-1. Oleh karena itu, foton-foton yang diukur dengan instrumen penginderaan jauh ini berasal dari pantulan di sebagian besar kanopi vegetasi.